Dalam menguasai dan menerima bola, ada 6 tingkatan progress yang harus dicapai dalam sebuah latihan:

Pertama, penerima bola harus berada pada posisi diagonal terhadap bola ketika bertahan dan menyerang karena pergerakan bola tik-tak sangat berbahaya, latihan ini mampu mengurangi kecepatan penyerangan dan membuat permainan lawan lebih mudah dibaca oleh pemain bertahan.

Kedua, penerima bola harus menghadapi pemain yang memegang bola, sambil memberikan kode jika telah siap untuk menerima bola.

Ketiga, ketika bola diberikan, si penerima harus bergerak menuju bola untuk menghindari antisipasi dari pemain lawan.

Keempat, jika memungkinkan si penerima bola harus mendapatkan bola hanya dengan satu sentuhan. Jika si penerima berada di daerah pertahanannya dan mendapatkan pressure lawan, pilihan yang terbaik adalah mengantisipasi bola dengan kepalanya menjauhkan bola dari pertahanan.

Kelima, penerima bola harus menerima bola sambil memutar tubuhnya ke arah berlawanan dimana bola tersebut datang, dan yang paling penting, perubahan arah bola, jika datangnya dari atas; sentuhan keduanya harus segera memberikan bola ke teman, jika tidak memungkinkan, mainkan bola di bawah penguasaan penuh.

Keenam, si penerima harus menggunakan lengannya untuk melindungi dirinya dari pressure lawan dan posisi lutut dibengkokan untuk membantu keseimbangan, bola yang lebih tinggi daripada lutut harus dapat diterima menggunakan kaki yang diangkat sehingga terhindar dari cedera karena bertabrakan dengan pemain bertahan lawan (teknik menerima bola atas dengan kaki berada di tanah berpotensi menimbulkan cedera lutut dan engkel).

Akan lebih baik yaitu dengan mengkombinasikan positioning terhadap ketinggian dan kekuatan bola karena positioning menjadi hal yang paling utama dalam menerima dan menguasai bola.

Macam-Macam Cara Menerima Bola

 

Kaki

Kaki paling baik digunakan untuk bola di  permukaan tanah (jenis bola yang paling mudah diterima). Hal yang harus diperhatikan: Bagian dari kaki yang digunakan untuk menerima bola adalah bagian yang berdekatan dengan bola atau bahkan bersentuhan langsung saat diterima, intensitas pressure lawan terhadap si penerima bola, dan arah yang diinginkan si penerima setelah menerima bola, yaitu:

 

(a) Kaki bagian dalam:

Teknik yang paling sering digunakan menerima bola; teknik seperti ini sangat umum digunakan ketika si penerima mendapatkan pressure dari lawan dan dituntut harus bermain aman; Untuk menerima bola di bagian tengahnya gunakan kaki bagian tengah dengan telapak kaki dimiringkan agar bola tidak memantul, tumit diangkat (jari-jari kaki diangkat ke atas) untuk mencegah bola terlepas dari penguasaan dan posisi kaki yang menerima bola berada di depan kaki yang tidak menerima bola (posisinya dibengkokan); di titik pada saat menerima, kaki yang menerima bola diayunkan ke belakang sehingga sekarang posisi kedua kaki sejajar dan bola berada di antaranya; dan jangan lupa lengan diangkat dan lutut dibengkokan agar tersedia ruang banginya untuk bergerak dan menghindari sergapan lawan.

 

(b) Kaki bagian luar:

Biasanya digunakan ketika pressure dari pemain bertahan lawan datang dari belakang si penerima (Masternya adalah Dunga mantan pemain timnas Brazil) atau ketika pressure dari lawan cukup jauh dan ada ruang untuk menyerang ke pertahanan lawan dengan cepat (Masternya adalah Ronaldo mantan pemain Inter Milan dan timnas Brazil); respon seperti itu membantu membangun serangan balik yang cepat; kaki bagian luar dimiringkan dimana sebelumnya kaki yang menerima berada di depan tetapi menahan bola kemudian sejajar kembali dengan kaki lainnya; bagian luar lengan diangkat sejajar bahu untuk melindungi diri dari gerakan lawan.; Jika bola yang diterima terlepas dari penguasaan dengan kaki bagian luar ini menunujukan keputusasaan sebagai konsekuensi dari presure tinggi yang diterapkan lawan saat menerima bola dengan reaksi yang lambat dari penerima; masalah paling utama menggunakan kaki bagian luar adalah jika tekniknya kurang dikuasai maka beresiko mengundang cedera pada lutut.

 

( c) Bagian telapak kaki:

Teknik ini digunakan ketika si penerima bermain di wilayah pertahanan (dekat dengan gawang), dia ingin memberikan waktu bagi pemain belakang untuk mendekati gelandang atau bagi penyerang agar gelandang segera menekan dan menutup ruang (Romario, mantan pemain timnas Brazil menggunakan teknik ini ketika Piala Dunia 1994); Ada 3 keadaan menguntungkan jika menggunakan teknik seperti ini : (1) Memberikan waktu yang cukup bagi pemain lain untuk menutup ruang/jarak dengan penyerang, (2) Overlapping, (3) Membangun keseimbangan posisi sebelum menentukan keputusan apakah memutar kemudian menembak atau menunggu kemudian memberikan bola kepada pemain lain yang berlari dari belakang; ingat poin penting ini; bagian kaki yang menerima harus sejauh mungkin dari pressure lawan; si penerima membengkokan dadanya, lengan diangkat setinggi bahu untuk menghalau pressure lawan; lutut yang tidak menerima bola harus dibengkokan; dan keseimbangan tubuh harus dijaga terhadap pressure lawan.

 

Paha

(Digunakan untuk menerima bola yang datangnya lebih tinggi daripada lutut tetapi lebih rendah daripada pinggang). Paha si penerima harus menghadap bola ketika datang dan bergerak maju untuk menyongsong bola; kaki diangkat dan dibengkokan 60 derajat, otot paha menjadi rileks sehingga bola yang diterima akan meluncur mulus ke tanah.

 

Dada

(Bagian dari tubuh yang biasanya digunakan untuk menerima bola yang datangnya lebih tinggi daripada pinggang tetapi tidak dapat dijangkau oleh kaki). Si penerima membusungkan dadanya ketika di udara kemudian melepaskannya sesaat setelah menyentuh bola; dada diposisikan menghadap langit untuk mengantisipasi jika penerimaan bola kurang baik, diharapkan bola akan memantul kemudian jatuh ke lapangan ketika sentuhan kedua.

 

Kepala

(Tidak lumrah untuk menguasai bola menggunakan kepala, karena akan mengakibatkan hal yang tidak diharapkan seperti serangan balik). Pemain menggunakan kepala khususnya bagian dahi dengan posisi leher yang kokoh sebelum bola diterima; bola akan berada pada penguasaan penuh; si pemain mengikuti bola dengan matanya dan menunggu bola jatuh ke tanah sebelum kemudian di-dribling atau ditendang.